Memelihara Ikan di Kolam Air Hangat Cuma Ada di Dataran Tinggi Dieng

Posted by Blake Han on May 11th, 2021

SariAgri - Biasanya ikan dipelihara di air tawar biasa. Namun jika kita ke sejumlah desa di dataran tinggi Dieng Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, banyak ditemukan budidaya ikan di kolam dengan air hangat. Bahkan suhu air tersebut bisa mencapai 40 derajat celsius. Desa Kepakisan Kecamatan Batur, merupakan salah satu desa yang warganya banyak memelihara ikan. Sumber mata air di desa itu memang memiliki suhu yang berbeda. Karena berasal dari tiga sumber mata air panas. "Air yang melimpah itu kita gunakan untuk budidaya ikan, semula hanya iseng saja, karena khawatir ikan tak bisa hidup di air hangat," ujar Saefulah, warga yang menjadi pioner budidaya ikan di daerah tersebut kapada Sariagri, Selasa (6/4). Menurut Seful, panggilan akrab Saefullah, di dekat sumber air tersebut masih panas, namun saat sudah sampai di pemukiman sudah hangat, atau sekitar 40 derajat celsius. Karena itulah ikan bisa bertahan hidup. "Bahkan perkembangannya lebih cepat dagingnya juga lebih empuk," tambah Seful. Saeful menuturkan, semula budidaya itu hanya iseng saja. Namun setelah terlihat hasilnya lumayan, hingga kini sebagian besar warga memanfaatkan sumber mata air itu untuk mengairi kolam ikan. "Jumlahnya sih belum banyak, namun terus bertambah. Kalau di dusun saya saja jumlah kolam di sini sekitar 15 kolam yang menggunakan air hangat," ujarnya Seful. Ikan air tawar yang dibudidayakan pun beragam. Mulai dari ikan bawal, lele, mujair dan ikan mas. Berdasar pengamatannya ikan akan lebih cepat besar dibanding dipelihara di air tawar biasa. Pakannya pun sangat mudah. Tidak pernah diberi makan pelet. Hanya sayuran dan daun-daun yang ada di sekitar rumah. "Sayangnya budidaya di desa itu belum maksimal. Mereka pekerjaan utamanya bertani. Sehingga panen ikan disini cuma setahun sekali saat lebaran," jelasnya. Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banjarnegara, Totok Setya Winarna mengtaakan, budidaya ikan di air hangat sudah berlangsung sejak tahun 80-an. Menurut Totok, Ikan sama dengan manusia yang bisa menyesuaikan dengan lingkungannya. Ada yang bisa hidup di daerah sub tropis maupun di daerah tropis. "Untuk perkembangan dan pertumbuhan , tinggal kita amati bagaimana terhadap rangsangan pakan yg diberikan dan nilai protein yang dimakan," ujar Totok kepada. Totok mengakui budidaya ikan di air hangat tidak maksimal, karena sebagian warga lebih memilih bertani. "Karena bertani kentang dan sayur lainnya di dataran tinggi Dieng dianggap lebih menguntungkan," ujarnya.

Like it? Share it!


Blake Han

About the Author

Blake Han
Joined: May 10th, 2021
Articles Posted: 6

More by this author