SariAgri - Kacang tanah merupakan salah satu tanaman leguminose yang berperan penting bagi kebutuhan pangan. Selain untuk pangan, kacang tanah yang memiliki nilai ekonomi tinggi juga menjadi bahan baku industri.

Posted by Houghton Rees on May 17th, 2021

Untuk memenuhi kebutuhan di Indonesia, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) telah melepas 40 varietas kacang tanah. Pertama kali pelepasan varietas kacang tanah dilakukan pada 1950 dan terakhir tahun 2018. Ketahanan Pangan Dilansir laman Balitbangtan, sejarah perkembangan varietas kacang tanah di Indonesia terbagi menjadi 3 periode. Periode pertama 1950-1975 Periode ini menjadi tonggak dimulainya perakitan varietas unggul kacang tanah yang pertama di Indonesia. Empat varietas unggul dilepas dengan nama Gajah, Macan, Banteng dan Kidang pada 1950. Rata-rata produktivitasnya 1,8 t/ha polong kering, dan umur panen rata-rata 100 hari setelah tanam (HST). Keunggulan varietas itu tahan terhadap penyakit layu bakteri. Periode kedua 1976-2000 Pada periode ini, Balitbangtan melepas 17 varietas unggul baru kacang tanah. Rata-rata produktivitas hasilnya lebih tinggi dari periode sebelumnya. Produktivitas yang dihasilkan 17 varietas itu rata-rata 2,1 ton/ha. Umur panennya juga lebih pendek, rata-rata 92,1 HST (berkisar 80-100 HST). Dua varietas yang produktivitasnya tinggi pada periode ini, Komodo dan Biawak. Produktivitas kedua varietas itu 2,3 dan 2,5 ton/ha. Semua varietas yang dilepas pada periode ini tahan atau toleran, dan beberapa berstatus agak tahan terhadap infeksi bakteri Ralstonia solanacearum. Pada periode ini, tidak hanya kendala biotik tapi kendala abiotik juga mulai menjadi perhatian. Salah satunya lahan bereaksi masam (pH tanah rendah). Varietas yang dilepas di antaranya Landak, Badak, Trenggiling, dan Simpai yang memiliki keunggulan adaptif pada kondisi lahan masam. Periode ketiga 2001-2018 Perakitan varietas unggul baru kacang tanah berkembang pesat. Di periode ini dilepas 23 varietas unggul baru kacang tanah dengan rata-rata produktivitasnya 2,7 ton/ha. Di sisi lain, umur panen menjadi lebih pendek, rata-rata 91 HST (berkisar dari 85-108 HST). Varietas Hypoma 3 bertipe Valencia memiliki produktivitas 4,6 ton/ha dengan umur panen 108 HST. Sementara varietas Katana 1 bertipe Spanish mempunyai produktivitas hasil 3,5 ton/ha polong kering dengan umur panen hanya 87 HST. Selain produktivitas hasil tinggi, ke-23 varietas unggul baru itu berstatus tahan atau toleran dan beberapa berstatus agak tahan terhadap penyakit karat dan/atau bercak daun. Hanya beberapa varietas (Tala 1, Tala 2, Bima) yang rentan terhadap kedua penyakit daun. Penyakit daun yang juga perlu menjadi perhatian adalah penyakit belang yang disebabkan infeksi Peanut Stripe Virus. Isu aflatoksin yang mendunia juga sudah diantisipasi dengan perakitan varietas tahan infeksi jamur Aspergillus flavus pada biji. Sebagai contoh, varietas Sima dan Turangga berstatus agak tahan serta varietas Kancil dengan status tahan yang dilepas tahun 2001. Tahun 2013 dilepas varietas Litbang Garuda 5 dengan sifat tahan infeksi Aspergillus flavus dan rendah cemaran aflatoksin. Begitu ula varietas Tala 1 dan Tala 2 tahan infeksi Aspergillus flavus dengan tingkat infeksi <5%. Kacang tanah masuk ke Indonesia melalui India dan Cina. Pertama kali tanaman ini ditemukan di Maluku pada tahun 1690. Sebelumnya kacang tanah berasal dari daerah di lereng Pegunungan Andes, Amerika Latin seperti Bolivia, Peru, dan Brasil. Berdasarkan keragaan tanaman dan polong, kacang tanah dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu Spanish, Valencia dan Virginia. Namun, yang banyak berkembang di Indonesia tipe Spanish dan Valencia. Tipe Spanish dicirikan dengan dua biji per polong, sedangkan tipe Valencia memiliki 3-4 biji per polong.

Like it? Share it!


Houghton Rees

About the Author

Houghton Rees
Joined: May 17th, 2021
Articles Posted: 1