Program Petani Milenial Diterpa Kabar Tak Sedap_

Posted by Wiley Pittman on June 16th, 2021

SariAgri - Program Petani Milenial yang digagas Gubernur Jawa, Barat Ridwan Kamil menyedot perhatian masyrakat. Ribuan anak muda dari berbagai daerah antusias ikut serta dan mendaftar program ini. Tetapi, belakangan ada kabar kurang mengenakkan dari program yang beberapa waktu lalu resmi diluncurkan Ridwan Kamil. Di beberapa pemberitaan muncul kabar tak sedap. Salah satunya hadir dari seorang petani asal Lembang Kabupaten Bandung Barat yang lokasi lahannya dijadikan tempat peresmian program Petani Milenial. Petani bernama Jajat (36) mengaku belum merasakan dampak positif dari program ini. Selain dijadikan sebagai tempat peresmian program Petani Milenial, sampai saat ini Jajat masih bertani secara mandiri alias jalan sendiri.  "Saya sudah sempat daftar, dan didata lalu masuk. Tapi faktanya sampai sekarang enggak tahu seperti apa kelanjutannya," ujar Jajat.  Jajat memang sudah lama menjadi petani. Sejak 2017, dia sudah bergelut dengan dunia pertanian dengan menanam aneka jenis tanaman.  Namun demikian, Jajat menuturkan program Petani Milenial ini positif karena bertujuan memunculkan petani-petani muda dengan menerapkan teknologi dalam kegiatan pertaniannya. Namun harus juga melihat kondisi dan permasalahan di lapangan serta menggandeng petani senior atau petani lama dalam program ini.  Dengan begitu permasalahan yang dihadapi para petani selama ini juga bisa turut teratasi.  Sementara itu hadirnya pemberitaan yang kurang sedap ini ditanggapi Pemprov Jabar dengan pemaparan progres program Petani Milenial. Media Pertanian Indonesia Pemprov mengklaim program ini terus berprogres dan tahapan demi tahapan sudah dilalui. Mulai dari pendaftaran, seleksi, BI checking, sampai pencarian offtaker. Kini, program tersebut memasuki tahapan pelatihan dan pemagangan. Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Jabar Benny Bachtiar mengatakan, setiap tahapan program Petani Milenial dilalui dengan optimal. Prinsip kehati-hatian pun diterapkan agar calon petani milenial mendapatkan hasil yang maksimal.  "Sejauh ini semua tahapan berjalan baik. Tapi memang dilakukan secara bertahap dan hati-hati. Karena kami tidak mau Petani Milenial ini gagal dalam melakukan aktivitasnya. Gelombang pertama program Petani Milenial ini harus berhasil karena akan dijadikan percontohan bagi gelombang berikutnya," imbuhnya. Animo milenial Jabar mengikuti program Petani Milenial tergolong tinggi. Hal itu terlihat dari jumlah pendaftar yang mencapai 8.998 orang. Dari jumlah tersebut, sekitar 2.240 orang dinyatakan lolos seleksi. Selain bidang pertanian, program Petani Milenial mencakup juga bidang peternakan, perikanan, dan perkebunan. Menurut Benny, bidang pertanian dengan komoditas tanaman hortikultura paling banyak diminati calon petani milenial.  Benny menuturkan, semua perangkat daerah yang menjadi penanggung jawab setiap bidang sudah melakukan pemagangan maupun pelatihan. Pemagangan dan pelatihan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan calon petani milenial.  "Hampir semua perangkat daerah sudah melakukan pemagangan. Pemagangan bertujuan untuk membekali petani milenial agar paham tentang tata cara bertani yang baik dan benar, sehingga bisa menghasilkan panen yang baik," ucapnya. Video terkait:

Like it? Share it!


Wiley Pittman

About the Author

Wiley Pittman
Joined: June 16th, 2021
Articles Posted: 1