Ini Kendala Ketika Bertani di Bantaran Kali Ciliwung_

Posted by McCaffrey Bennett on June 18th, 2021

SariAgri -  Seorang petani, Andiya (51 tahun) memanfaatkan lahan bantaran Kali Ciliwung untuk ditanami beragam komoditas. Pada tahun 2018, luas lahan pertaniannya 3.500 meter dan ditanami cabai rawit dan cabai merah keriting. Sayangnya, pada saat itu, anak-anak karang taruna di wilayah setempat meminta izin kepada pihak kelurahan untuk membuat lapangan futsal. “Dikabulkan oleh Lurah, dan saat ini sejak tahun 2020 lahan yang bisa saya tanami hanya sekitar 1.000 meter saja,” jelasnya. Kendala besar yang dihadapi saat bertani di bantaran Kali Ciliwung yaitu banjir. Seperti pada Bulan Desember dan musim hujan tiba, maka lahan pertaniannya akan terendam banjir sehingga memaksa untuk berhenti bertani saat resiko banjir masih bisa terjadi. “Bulan Desember itu kan musim hujan dan akan banjir nah saya off dulu tunggu selesai musim banjir, baru saya mulai bercocok tanam lagi,” ucapnya. Dari segi bisnis, menurut Andiya hasil pertanian miliknya masih belum bisa mendapat keuntungan lebih. Tak jarang kerugian akibat banjir dan hasil yang sedikit dialami olehnya. Ia juga berpendapat bahwa pada saat ini petani di Jakarta itu kebanyakan masih hanya sekedar penghobi belum memikirkan untung rugi, berbeda dengan dia yang menggantungkan pekerjaan utama pada bertani. Baca Juga: Kisah Petani yang Menyulap Bantaran Kali Ciliwung Jadi Lahan Pertanian Keren! Kakek Ini Sukses Jadi Petani Sayuran Jumbo Usai Pensiun Jual Daging “Saat itu yang saya panen cabai hanya 20 kilogram dengan harga Rp10 ribu per kilogram, saya cuma dapat Rp200 ribu dan dipotong biaya panen itu juga sudah habis lagi. Kalau untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sih ya saya termasuk ke dalam orang yang ada di bawah garis kemiskinan, tapi saya tidak berkecil hati walau kehidupan saya begini Saya membanggakan dirinya ya saya cari makan dengan uang yang halal,” tuturnya. Modal awal bertani didapat Andiya dari dana pribadi, namun seiring berjalan waktu dirinya mendapat banyak dukungan dari berbagai pihak seperti Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (Sudin KPKP) Jakarta Pusat, Kementerian Pertanian, dan PT. Indonesia Power. “Dari pemerintah sendiri saya dibina oleh Sudin KPKP Jakarta Pusat, kalau misalkan saya kesulitan cari bibit, pupuk dan pestisida akan dibantu. Selain itu juga dibantu oleh PT Indonesia Power. Saat ini saya tanam banyak varian, jambu merah, jambu kristal itu dapat bantuan dari Kementerian Pertanian,” jelasnya. Andiya berpesan kepada Pemerintah agar lebih memperhatikan nasib dan keberlanjutan para petani urban di DKI Jakarta sehingga dapat memicu semangat urban farming. Terutama menurutnya, Pemerintah Provinsi sebaiknya gencar memanfaatkan lahan tidur yang ada di Jakarta agar produktif ditanami komoditas pertanian. Perbaikan Kali Ciliwung agar tidak banjir lagi juga menjadi penting dilakukan Pemerintah Daerah untuk mendukung keberlanjutan petani urban seperti Andiya. Media Pertanian Indonesia “Lahan kan udah ketauan lahan banjir, kalau tanaman lagi bagus-bagusnya udah mulai panen terus kena banjir ya mati semua. Dibilang sakit sih ya engga tapi bagaimana sedihnya petani kayak apa, harapannya buat pemerintah provinsi itu bisa mengusahakan lahan seperti tempat saya bertani ini agar tidak terkena banjir, entah dengan cara ditinggikan, atau dipindahkan bertani di lahan tidur lain saya siap,” pungkasnya. Video terkait:

Like it? Share it!


McCaffrey Bennett

About the Author

McCaffrey Bennett
Joined: June 18th, 2021
Articles Posted: 1