Rupiah Akhir Pekan Terpuruk Analis_ Investor Hindari Spekulasi_

Posted by Harrington Lassen on July 20th, 2021

SariAgri - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tak berdaya di pasar spot pada akhir perdagangan pekan ini, Jumat (2/7). Hari ini, rupiah terpuruk 30 poin atau 0,21 persen menjadi Rp14.532 per dolar AS dibandingkan posisi penutupan sebelumnta Rp14.502 per dolar AS. Selain rupiah, mayoritas mata uang di kawasan Asia anjlok terhadap dolar AS, kecuali yen Jepang yang menguat 0,01 persen. Adapun mata uang yang terkulai hari ini adalah dolar Hong Kong turun 0,03 persen, dolar Singapura terkoreksi 0,19 persen, dolar Taiwan anjlok 0,38 persen, krown Korea melemah 0,18 persen, peso Filipina tergerus 0,20 persen, rupee India anjlo 0,35 persen, yuan China ambyar 0,23 persen, ringgit Malyasia anjlok 0,17 persen, dan baht Thailand menurun 0,48 persen. Berita Hari Ini Analis pasar uang PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan pelemahan kurs rupiah di akhir pekan ini karena indeks dolar menguat akibat investor menghindari spekulasi menjelang rilis data ketenagakerjaan AS yang dapat mempengaruhi sikap hawkish bank sentral AS, Federal Reserve AS, baru-baru ini terhadap kebijakan moneter. “Beberapa investor sekarang berspekulasi bahwa imbal hasil obligasi pemerintah AS akan tetap lemah atau terus melemah pada paruh kedua tahun 2021,” ujar Ibrahim. Baca Juga: Volatilitas Rupiah Bakal Meningkat, Polling: Dihantui 'Taper Tantrum'Rupiah Akhir Pekan, Pengamat: Belum Ada Tanda-tanda Menguat Menurut Ibrahim, pelaku pasar  mengapresiasi kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Pulau Jawa dan Bali guna memitigasi meluasnya persebaran varian baru Covid-19. Berita Terkini Indonesia “Langkah tersebut sejalan dengan prasyarat pemulihan ekonomi yang telah digadang-gadang baik oleh pemangku jabatan maupun masyarakat secara luas bahwa pengendalian pandemi merupakan prasyarat utama guna menuju langkah berikutnya yaitu pemulihan ekonomi,” katanya. Berita Nasional Ibrahim menjelasakan, pemerintah sudah mengetahui bahwa dalam penerapan PPKM Mikro Darurat akan ada yang dirugikan, terutama pertumbuhan ekonomi akan mati suri, namun pemerintah sudah mengambil langkah strategis dengan mementingkan kesehatan masyarakat walaupun pertumbuhan ekonomi di Kuartal Ketiga kemungkinan akan terjadi kontraksi, bisa saja di 2-4 persen. “Namun pemerintah tetap legowo kalau seandainya benar-benar ekonomi akan terkontraksi,” pungkas Ibrahim. Video Terkait:

Like it? Share it!


Harrington Lassen

About the Author

Harrington Lassen
Joined: July 19th, 2021
Articles Posted: 3

More by this author