Security Operations Center Market Registering a Strong Growth by 2030

Posted by Harsh on June 14th, 2022

gejala kista atau miom

Kista dan miom merupakan penyakit yang kerap ditemukan pada wanita. Meski begitu, sebagian dari mereka mungkin belum mengetahui gejala kista atau miom yang dialami. Bahkan, tak sedikit yang beranggapan bahwa keduanya merupakan kondisi yang sama. Padahal, miom dan kista memiliki penyebab dan gejala yang berbeda.

Mengenal Perbedaan Kista dan Miom

Kista atau miom umumnya dapat dibedakan dari bentuknya dan letak pertumbuhannya. Singkatnya, kista merupakan benjolan yang dapat tumbuh hamper di seluruh bagian tubuh, termasuk organ dalam tubuh seperti ginjal dan indung telur (ovarium). Sementara itu, miom merupakan pertumbuhan sel abnormal dari otot dinding rahim yang bersifat jinak.

Perbedaan Kista dan Miom berdasarkan Penyebabnya

Sebenarnya, penyebab terbentuknya kista dan miom masih belum diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami dua kondisi tersebut, di anataranya adalah :

  • Faktor genetik

Faktor genetik atau keturunan merupakan salah satu faktor risiko terbentuknya kista atau miom. Dalam hal ini, seseorang berisiko lebih tinggi mengalami kista atau miom apabila ada keluarga inti yang mengalami dua kondisi tersebut.

  • Pengaruh hormon

Baik kista ovarium maupun miom dapat dipengaruhi oleh hormon. Dalam kasus miom, hormon estrogen dan progesteron diproduksi secara berlebihan di dalamovarium, sehingga memicu pertumbuhan miom. Sedangkan, dalam kasus kista ovarium, seperti pada penyakit PCOS, lebih berisiko terjadi pada wanita dengan kadar hormon androgen tinggi.

  • Menstruasi dini

Usia menstruasi pertama terlalu dini juga berkaitan dengan terbentuknya miom di rahim. Dalam beberapa penelitian, menunjukan bahwa wanita yang mengalami menstruasi terlalu dini atau sebelum usia 10 tahun berisiko tinggi mengalami mioma uteri.

Pada dasarnya Kista dan miom bukanlah kondisi berbahaya, meski demikian kedua kondisi ini dapat menyebabkan keluhan yang mengganggu. Dalam kondisi serius, kista atau miom juga dapat menimbulkan masalah kesehatan lainnya, seperti infeksi, peradangan, hingga ganguan fungsi organ di tempat penyakit tersebut terbentuk.

Gejala Kista atau Miom yang Perlu Diketahui

Umumnya, baik kista maupun miom  yidak menunjukan gejala, terlebih jika ukurannya kecil atau jumlahnya sedikit. Gejala kista atau miom juga tergantung pada lokasi petumbuhannya.

Seiring dengan pertambahan ukurannya, kista ovarium dapat menimbulkan gejala berupa nyeri di bagian panggul, nyeri menstruasi yang berlebihan, menstruasi yang tidak beraturan, perdarahan menstruasi yang sangat sedikit atau sangat banyak, hingga gangguan kesuburan.

Sementara itu, miom dengan ukuran besar juga dapat menimbulkan gejala berupa perdarahan di luasr siklus menstruasi, sering buang air kecil, sulit buang air besar (sembelit), nyeri hebat saat menstruasi, perdarahan menstruasi yang berlebihan, hingga gangguan kesuburan.

Berdasarkan pemaparan di atas, kista dan miom memiliki gejala yang hamper sama, sehingga diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui apakah seseorang mengidap kista atau miom.

Penanganan Kista Ovarium

Penanganan terhadap kista ovarium umumnya akan disesuaikan dengan usia pasien, letak tumbuhnya kista, serta ukuran dan seberapa banyak kista tersebut tumbuh. Apabila kista masih berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala, maka tidak akan dilakukan tindakan khusus, melainkan dengan pemantauan secara rutin saja. Akan tetapi, apabila kista membesar, umumnya akan dilakukan tindakan operasi pengangkatan kista.

Apakah kista ovarium dapat dicegah? Sebenarnya tidak ada yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya kista. Kendati demikian, periksakan panggul secara teratur jika merasakan gejala seperti yang disampaikan di atas. Pemeriksaan juga diperlukan apabila terjadi menstruasi di luar kebiasaan.

Penanganan Miom

Sama halnya dengan kista ovarium, miom yang berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala tidak memerlukan penanganan khusus, malainkan cukup dengan pemantauan rutin saja. Jika miom menimbulkan gejala berupa nyeri dan terganggunya siklus menstruasi, penanganan miom yang dapat dilakukan berupa terapi hormone. Jenis terapi hormone yang dapat digunakan antara lain adalah penggunaan pil KB, terapi hormone progesterone, dan penggunaan obat-obatan golongan GnRH untuk menghambat produksi hormone estrogen dan progesteron.

Obat tambahan seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) juga dapat digunakan untuk meredakan nyeri maupun menghentikan atau mengurangu pendarahan yang ditimbulkan oleh miom.

Jika gejala miom terasa sangat berat dan pengobatan di atas tidak efektif untuk menangani kondisi tersebut, maka dokter menyarankan untuk menjalani operasi.

Berikut beberapa operasi miom yang direkomendasikan :

  • Miomektomi, yaitu tindakan berdah untuk mengeluarkan miom tanpa mengangkat rahim. Operasi ini umumnya dilakukan pasien yang masih ingin hamil.
  • Histerektomi, yaitu tindakan bedah untuk mengangkat rahim secara keseluruhan.
  • Embosiliaso arteri rahim, yaitu prosedur untuk mengecilkan rahim dengan menyumbat pembuluh darah yang menyuplai jaringan miom.
  • Ablasi endometrium, yaitu prosedur bedah untuk mengangkat miom dengan teknik bedah beku atau bedah laser. Prosedur ini bertujuan untuk menghancurkan dan menyusutkan miom.

Like it? Share it!


Harsh

About the Author

Harsh
Joined: April 9th, 2019
Articles Posted: 496

More by this author