Kesenian Indonesia Tradisional Tembang Macapat

Posted by Ghozali on April 18th, 2018

Macapat yaitu tembang Maupun sajak tradisional Jawa. Disetiap bait tembang macapat memiliki baris kalimat yang tulisan gatra, dengan disetiap gatra mempunyai jumlah guru wilangan (suku kata) tertentu, disertai berakhir disertai bunyi tembang akhir yang sajak guru lagu.

Sejarah Tembang Macapat

Pengertian Tembang Macapat

Menurut umumnya diperkirakan sesungguhnya macapat tiba saat berakhirnya masa kerajaan Majapahit disertai dimulainya aliran Walisanga, tapi hal itu namun bisa dikatakan untuk situasi di Jawa Tengah.

Sumber: Carakus.com

Sebab di Jawa Timur beserta Bali macapat diketahui sebelum datangnya Islam. Menjadi contoh hadir suatu teks dari Bali ataupun di Jawa Timur yang dikenal disertai judul Kidung Ranggalawé dibilang pernah selesai ditulis pada tahun 1334 M .

Akan tetapi disamping itu , tarikh itu dihukum karena karya ini hanya diketahui versinya yang lebih mutakhir lalu seluruh konsep yang memuat tulisan itu bermula dari provinsi Bali. Sedangkan itu mengenai umur macapat, terpenting hubungannya dengan kakawin, mana yang lebih tua, ada dua kepercayaan yang berbeda.

Prijohoetomo percaya bahwa macapat ialah turunan kakawin dengan tembang gedhé yang menjadi perantara. Pendapat itu dibantah oleh Poerbatjaraka beserta Zoetmulder. Menurut kedua pakar ini macapat yang menjadi metrum sajak asli Jawa umurnya lebih dulu dari pada kakawin. Maka macapat baru datang sehabis pengaruh India bertambah pudar.

Struktur Susunan Tembang Macapat

Suatu karya sastra macapat lazimnya dibagi menjadi sejumlah pupuh, sementara disetiap pupuh dibagi menjadi beberapa pupuh . Disetiap pupuh menggunakan metrum yang persis . Metrum ini kebanyakan terserah kepada watak isi tulisan yang dibahas .


Jumlah pada setiap pupuh berbeda-beda, tergantung terhadap jumlah tulisan yang dipakai . Sementara disetiap ketika dibagi lagi menjadi larik atau gatra. Sementara disetiap jajar Maupun gatra itu terpecah lagi menjadi suku kata Maupun wanda. Setiap gatra jadi mempunyai jumlah suku kata yang tetap lalu berakhir disertai bentuk bunyi yang sama sejenis pula.

susunan mencakup penggunaan total suku kata itu diberi nama guru wilangan. Sedangkan susunan penggunaan vokal akhir disetiap larik ataupun gatra diberi nama guru lagu. Berikut penjelasan lengkap , di bawah ini ialah tabel tembang macapat menurut metrumnya.

Tabel Tembang Macapat

Tembang macapat berdasarkan metrum Jadi, kesimpulannya:

• Guru Gatra yaitu banyaknya total ( alur ) dalam satu bait.
• Guru Lagu adalah persamaan bunyi tembang di akhir kata dalam disetiap ( larik ).
• Guru Wilangan yaitu banyaknya jumlah wanda (suku kata) dalam setiap larik ( alur ).

Ada 11 macam tembang macapat. Beberapa “tutur" dari orang tua menjelaskan bahwa, kesebelas tembang macapat di atas sebetulnya menggambarkan tahapan kehidupan manusia mulai dari alam ruh sampai disertai akhir darinya . Ataupun penjelasan makna dari kesebelas tembang tersebut.

Namun lebih lengkapnya bisa kunjungi Jenis-Jenis Tembang Macapat.

Like it? Share it!


Ghozali

About the Author

Ghozali
Joined: April 13th, 2018
Articles Posted: 3

More by this author