Kain Batik Motif Parang

Posted by ndikrulil on January 9th, 2019

Biasanya pemberian nama batik motif Kawung didasarkan pada besar atau kecilnya ukuran bulatan-bulatan yang terdapat dalam pola. Kawung Picis adalah batik Kawung yang motifnya tersusun atas bulatan-bulatan yang kecil. Sedangkan, Kawung Bribil adalah pabrik kain batik Kawung yang motifnya tersusun atas bulatan-bulatan yang besar. untuk batik Kawung yang motifnya tersusun atas bulat-bulatan berbentuk lonjong disebut batik motif Kawung Bribil.

Pada zaman dahulu, batik motif Kawung hanya boleh dikenakan oleh raja dan keluarga kerajaan. Batik motif Kawung melambangkan kekuasaan dan keadilan dengan perkembangan zaman, batik motif Kawung bisa dikenakan oleh masyaraka. Batik motif Kawung kini lebih diartikan sebagai keinginan dan kerja keras yang akan selalu membuahkan hasil, walaupun memperjuangan dan pengorbanan. Namun demikian, sikap itu sebaiknya juga dibarengi dengan tindakan hemat dan cermat.

Kain Batik Motif Parang

Batik motif Parang juga merupakan salah satu motif batik kuno. Kata parang berasal dari bahasa Jawa pereng yang digambarkan berupa garis lengkung-lengkung menyerupai ombak di laut. Batik motif Parang dikenal juga sebagai batik dengan pola pedang atau keris.


Simbol mata parang yang berbentuk seperti huruf "S" melambangkan kekuasaan, kekuatan, dan semangat yang tidak pernah padam bak lidah api yang menyala-nyata. Itulah sebabnya, maka pada masa Kerajaan Mataram di Kartasura, batik motif Parang hanya boleh dikenakan oleh raja serta penguasa dan kesatria seperti pangerani dan senopati. Oleh sebab itu. batik motif Parang disebut juga Batik Larangan karena tidak boleh dipakai oleh rakyat biasa dengan pabrik kain batik.

Dalam perkembangan selanjutnya, muncul berbagai batik motif Parang yang lain seperti motif Parang Rusak, Parang Barong, Parang Klitik, Parang Slobog, dan Parang Kusumo. Masing-masing motif batik itu mempunyai perbedaan yang cukup mencolok, namun tetap bercirikan motif garis lengkung- lengkung seperti gelombang ombak.

Batik motif Parang Rusak diciptakan Panembahan Senopati yang terinspirasi oleh jajaran Pegunungan Seribu di pesisir selatan Pulau Jawa yang terlihat seperti barisan tebing. Parang Rusak sendiri sebenarnya mengandung arti pertarungan antara manusia dengan kejahatan. Manusia dapat mengalahkan kejahatan melalui pengendalian diri, sehingga menjadi bijaksana dan mulia Batik motif ini di lingkungan keraton dahulu dianggap sakral dan hanya boleh dikenakan oleh golongan prajurit.

Baca juga : jasa seo jepara


Batik motif Parang Barong diciptakan untuk menunjukkan tanggung jawab Sultan Agung sebagai seorang raja yang besar namun tetap merasa kecil di hadapan Sang Pencipta Parang Barong berasal dari kata batu karang dan barong atau singa. Batik motif Parang Barong merupakan batik motif Parang yang paling besar dan agung. Parang Barong dianggap sebagai motif batik yang suci, maka pada zaman dahulu batik motif Parang Barong hanya boleh dikenakan oleh raja. Batik motif ini banyak dikenakan pada upacara atau ritual keagamaan. Makna filosofi dari batik motif ini adalah sebuah harapan agar seorang pemimpin bersikap hati-hati dalam menjaga diri, jujur, adil, dan juga bertanggung jawab terhadap rakyatnya.

Like it? Share it!


ndikrulil

About the Author

ndikrulil
Joined: May 17th, 2017
Articles Posted: 36

More by this author